Reborn
  
MENEMUKAN ALLAH DI TENGAH BADAI HIDUP
Dipublikasikan pada 17 September 2025
2 min baca

Bacaan: Ayub 40:1-9; 42:1-6

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

(Ayub 42:5)

Seorang seniman mencurahkan segenap hati dan daya, melukis mahakaryanya dengan penuh semangat. Ia membayangkan keindahan hasil karyanya: lukisan yang akan memukau setiap mata. Namun, angin kencang tibatiba bertiup, menghancurkan kanvas dan menumpahkan cat, merusak seluruh jerih payahnya. Hati sang seniman pun hancur, dipenuhi pertanyaan dan kekecewaan. Seperti seniman itu, mungkin kita juga pernah mempertanyakan keadilan Tuhan saat badai kehidupan menghancurkan impian dan harapan kita.

Apa yang difirmankan Allah kepada Ayub mengingatkan kita akan suatu kebenaran yang mendalam. Allah, Sang Pencipta alam semesta, jauh lebih besar daripada segala pemahaman dan pengalaman kita. Allah tidak terbatas pada apa yang dapat kita pahami. Ia adalah Allah yang berdaulat, yang hikmat-Nya tak terduga, dan kasihNya tidak terukur. Meskipun kita mungkin tidak selalu mengerti jalan-Nya, kita dapat percaya bahwa Ia berkuasa atas segala sesuatu dan bekerja demi kebaikan umat-Nya.

Ketika badai kehidupan menerpa, janganlah kita cepat mempertanyakan atau menuduh Allah. Jangan mudah percaya pada apa yang dikatakan orang tentang Allah. Beranilah melihat kebaikan dan kemuliaanNya yang tersembunyi di balik setiap peristiwa hidup, bahkan di tengah penderitaan sekalipun. Ingatlah, iman bukanlah tentang menghindari badai, melainkan tentang menemukan Allah di tengah-tengah badai kehidupan.

REFLEKSI:

Apakah aku bersedia melihat kebaikan dan kemuliaan Allah di tengah penderitaan hidupku?

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini